03 Februari 2011

asal muasal harta karun lho..

mau tau asal muasal kata HARTA KARUN..???? bca d sini ea.
Qarun merupakan leluhur Bani Israil. Hanya, semasa hidupnya banyak memeras dan hidup dari keringat Bani Israil. Karena itu, tidak heran apabila sebagian besar Bani Israil sendiri membencinya.
pada awlnya Qarun adalah pemuda pengikut nabi musa yang soleh dan baik,namun dy sangat miskin.. suatu hari dy datang kpda nabi musa untuk minta d do'akan agar dy kaya raya,supaya dy bisa beribadah kpda allah swt lebih khusyu.. kemudian nabi musa mengabulkan permintaannya, nabi musa berdo'a kpda allah swt agar Qarun menjadi kaya raya.
tak berapa lama,do'a nabi musa d kabulkan .dulu Qarun yang miskin,skarang menjadi kaya raya. tapi syangnya,niat awal  qarun kaya raya itu kandas,niat dy supaya beribadah lebih khusyu dan bisa membantu sesama,kini kandas begitu saja, sekarang qarun tidak lagi sholeh dan baik hati, dya sekarang menjadi murka dan sombong, bkan saja terhadap sesama,bahkan terhadap nabi musa pun dy durhaka.
saking kaya rayana,, kunci gudang kekayaannya tidak dapat lagi d pikul oleh manusia,tetapi dibawa oleh 60 ekor unta.. sebagaimana yang d terangkan dalam surat al-qashas:76
Qarun pernah pamer kekayaan; ia keluar dengan pakaian yang sangat mewah, di dampingi oleh 600 orang pelayan; 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan hanya itu, ia juga dikawal oleh 4000 pengawal dan diiringi oleh 4000 binatang ternak yang sehat, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci kekayaannya. Orang-orang yang melihat saat itu, banyak yang terkesima dan kagum. Bahkan, sebagian mereka ada yang mengatakan: "Sungguh sangat ingin sekali seandainya bias seperti Qarun" (al-Qashash: 79).
Sayang, dia sombong, dia sangat pelit dan dia sangat durhaka. Allah marah, dan seluruh kekayaannya amblas ditelah bumi.
nexxttttt.....
Suatu hari Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan Zakat. Nabi Musa as lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampe, Qarun langsung marah, dan tidak mau memberikan sedikitpun dari kekayaannya. Karena, menurutnya kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapapun juga tidak ada kaitan dengan Allah atau dewa. Qarun mengatakan:" "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku" (QS. al-Qashash: 78).
Tidak sampai di sana Qarun juga mengupah seorang wanita agar mengaku telah berbuat serong dengan Nabi Musa as. Ketika seluruh Bani Israil telah berkumpul, Qarun berkata: "Wahai Bani Israil, ketahuilah, Musa yang kalian anggap sebagai Nabi dan orang baik itu, sebenarnya tidak demikian. Bahkan, dia telah menghamili wanita ini", sambil nunjuk kepada wanita dimaksud. "Hari ini, kita akan menyaksikan bersama pengakuan sendiri langsung dari wanita tadi".
Nabi Musa as, merasa sedih. Beliau langsung shalat dan berdoa kepada Allah, agar Allah menampakkan kebenaran sesungguhnya. Selesai Nabi Musa berdoa, wanita itu berkata: "Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia orang baik, saya diupah oleh Qarun untuk mengatakan bahwa saya dihamili oleh Musa". Mendengar itu, Nabi Musa as, segera sujud sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah. Kisah ini menjadi sebab turun dari surat al-Ahzab ayat 69.
Tidak berhenti di sana, Qarun juga menantang Nabi Musa as untuk berdoa bersama. Siapa doanya yang dikabulkan, dialah yang benar dan harus diikuti. Qarun lalu berdoa: "Wahai dewa penguasa jagat raya, matikan Musa saat ini juga". Namun, Nabi Musa tidak meninggal, beliau tetap hidup dan berdiri tegak. Kini giliran Nabi Musa as. Nabi Musa as lalu berkata: "Wahai bumi telah si Qarun dan seluruh kekayaannya saat ini juga!".
Tidak lama kemudian, bumi berguncang, dan seketika bumi terbelah, sehingga tubuh Qarun dan seluruh kekayaannya habis ditelan bumi. Allah berfirman: "Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)" (QS. al-Qashash: 81).
Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke dalam bumi ini, berada di sebuah tempat yang kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun).
Tidak ada satupun kekayaan Qarun yang tersisa, selain puing-puing istananya yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Istana ini mengingatkan sekaligus menjadi saksi dan pelajaran bagi ummat sebelumnya, bahwa siapapun yang pongah, sombong dan kikir, nasibhnya akan seperti Qarun, hancur, binasa.
Istana ini tidak jauh dari Danau Qarun, sekitar 2 KM dari ujung Danau Qarun. Istana ini berada di sebuah kampong di al-Fayyum yang disebut dengan kampong Abaza. Sekalipun yang tersisa hanya puing-puingnya saja, akan tetapi para pengunjung dapat merasakan bahwa Qarun memang orang yang sangat kaya, dan bangunannya sangat megah. Dua buah tiang yang sangat besar yang masih berdiri tegak sampai saat ini di depan pintu masuk, menjadi tanda bahwa bangunan istana Qarun dahulunya sangat megah dan luar biasa.
Di istana Qarun ini, para pengunjung juga dapat menyaksikan luar biasanya Qarun. Istananya sampai saat ini masih belum digali rampung, masih bnayak bangunan dan kamar-kamar atau ruangan di bahwa tanah yang belum sempat digali, barangkali karena pemerintah Mesir tidak menganggarkan untuk menggalinya.
Para pengunjung juga dapat naik ke atas istana sekaligus dapat menyaksikan bagian-bagian kamar yang dibuatnya. Seni arsitekturnya sangat luar biasa. Hal ini nampak dari jendela yang dibuat dari batu besar yang dipahat sangat indah dan cantik untuk memasukkan sinar matahari.
Di bagian paling atas, para pengunjung dapat melihat ada dua gambar nempel di tembok. Gambar pertama adalah seorang manusia berkepala buaya yang merupakan jelmaan dari Dewa Sobek, penguasa al-Fayyum, dan kedua manusia biasa, hanya sayang yang nampak tinggal bagian perut ke bawah saja, kepalanya sudah tidak ada. Manusia ini boleh jadi adalah Qarun. Dua gambar dimaksud bermakna: "Dewa Sobek akan selalu melindungi dan menaungi Qarun".
Satu pelajaran berharaga dari kisah Qarun, bahwa siapapun yang pongah, kikir dan durhaka, lambat laun akan binasa. Di samping itu, Allah mengingatkan kita, bahwa baik kesulitan atau kemudahan, kemiskinan atau kemewahan semua adalah ujian (al-Anbiya: 35). Betapa banyak orang selamat ketika diuji kemiskinan dan kesulitan. Akan tetapi sangat sedikit mereka yang selamat ketika diuji dengan kemewahan dan kemegahan. Bahkan, yang terjadi sebaliknya, ketika ditimpa kemewahan dan kemegahan, justru membuat orang durhaka, pongah dan binasa.
Kisah-kisah orang jahat yang dicantumkan dalam al-Qur'an, hamper semuanya adalah orang-orang yang tidak mampu diuji dengan kemegahan. Fir'uan, Hamman dan Qarun, merupakan contoh-contoh di atas.
Bahkan, bukankah Qarun sendiri ketika miskin, ia adalah orang baik dan shaleh? Namun, ketika sudah kaya raya, dia menjadi orang yang durhaka. Na'udzubillah. Oleh karena itu, semoga kita semua tidak lupa dan tidak durhaka dengan kekayaan yang kita miliki saat ini. Ingat, kekayaan juga adalah ujian dari Allah.
Sejak ditenggelamkannya Qarun dan kekayaannya ke dalam bumi, maka sejak saat itulah sampai sekarang, setiap kali mendapatkan harta yang berada di dalam tanah atau di dalam bumi, kita seringkali menyebutnya dengan Harta Karun artinya harta si Qarun (karena dalam lidah Arab adalah Qarun, lalu jatuh ke lidah Indonesia menjadi Karun). Sampai saat ini juga Qarun menjadi symbol dan cemoohan bagi orang-orang yang pelit dengan harta dan kekayaannya.
Istana Qarun sampai saat ini menjadi bukti dan pelajaran, bahwa siapapun yang pongah, ia akan binasa sebagaimana yang menimpa Qarun.
Naahhh begitulah asal muasal kata HARTA KARUN..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar